Media sosial secara besar-besaran telah mengubah bagaimana cara banyak orang menerima dan mengirim informasi, serta berhasil menciptakan sistem komunikasi yang demokratis. Namun dengan adanya inovasi yang kuat, maka muncul pula berbagai permasalahan yang serius.
Laura Klusaite
Sep 21, 2020 · Bacaan 4 menit
Daftar isi
Bahaya media sosial dapat mempengaruhi individu maupun bisnis. Di sisi lain media sosial menimbulkan masalah baru dalam hal keamanan data. Misalnya, baru-baru ini heboh mengenai kebocoran data salah satu lokapasar yang telah meraih penghargaan Unicorn.
Belum lagi mudahnya penyebaran berita bohong yang kemudian memprovokasi konflik antar kelompok. Serta kerentanan transaksi digital yang membuka peluang untuk masuknya peretas secara mudah. Masih banyak pula dampak buruk media sosial lainnya yang dapat merugikan. Apa saja dampak negatif media sosial yang dapat terjadi? Simak beberapa dampak buruk sosial media di bawah ini beserta cara untuk melindungi diri Anda.
Bahaya utama penggunaan media sosial adalah banyaknya data pribadi yang Anda bagikan sehingga membuat Anda kehilangan privasi. Ini bukan hanya informasi mengenai nama Anda, keluarga, usia, alamat email atau kata sandi, tetapi besarnya volume informasi yang Anda bagikan setiap hari seperti foto, pesan, cerita pribadi, kontak telepon, dan geolokasi Anda.
Jejaring sosial adalah platform daring yang menyimpan data di manapun Anda berada, apa yang Anda lakukan, dengan siapa Anda berbicara, bahkan mampu menerka siapa Anda, bagaimana kehidupan Anda, dari informasi yang Anda bagikan setiap hari. Hal ini tentunya membuat Anda kehilangan privasi diri. Tak hanya itu, privasi yang terlalu dipublikasi juga akan sangat merugikan Anda apabila dimanfaatkan dengan tidak bijak oleh orang lain. Orang lain dapat dengan mudah meniru Anda, membuat akun palsu mengatasnamakan Anda untuk melakukan hal yang tidak Anda duga.
Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa penggunaan media sosial memengaruhi terjadinya depresi, kecemasan, masalah tidur, pola diet, bahkan peningkatan risiko untuk bunuh diri. Memang, penggunaan media sosial tidak secara langsung menyebabkan orang berniat untuk bunuh diri atau menderita depresi. Tetapi penyalahgunaan media sosial dapat membuat kecanduan yang berefek pada kurangnya interaksi sosial di dunia nyata. Hal inilah yang kemudian memicu masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan lainnya.
Media sosial juga mampu mengubah sifat manusia menjadi lebih mementingkan diri sendiri. Hal ini didukung kuat oleh banyaknya temuan kasus perundungan melalui media sosial. Sekitar 10% remaja melaporkan bahwa mereka mengalami perundungan di media sosial dan masih banyak pengguna lainnya yang menjadi sasaran komentar menyinggung. Platform media sosial seperti Twitter dapat menjadi Hotspot untuk menyebarkan rumor, kalimat kasar, dan pelecehan menyakitkan yang dapat meninggalkan luka emosional.
Dampak media sosial bagi penggunanya adalah risiko menjadi korban kejahatan. Semua media sosial adalah tempat yang nyaman bagi para penguntit atau pelaku pelecehan untuk mencari korban. Semua informasi yang Anda publikasikan secara daring kemungkinan besar diterima dan dipelajari oleh orang asing yang terobsesi dengan Anda.
Penguntitan di dunia maya adalah kejahatan serius yang dapat menimbulkan ancaman serius pula bagi kesejahteraan dan integritas seseorang. Namun sayangnya, tipe kejahatan ini sulit untuk dituntut dan dipidanakan. Tak jarang pula, penguntit dunia maya dapat berlanjut ke dunia nyata. Anda pastinya seiring membaca berita kejahatan yang berawal dari media sosial.
Privasi dan keamanan dalam media sosial tidak pernah terjamin. Khususnya pada jejaring sosial seperti Facebook, Instagram atau WhatsApp. Ketentuan dan syarat layanan jejaring sosial menetapkan bahwa semua data yang Anda bagikan di dalamnya secara otomatis menjadi milik mereka. Akibatnya, risiko penjualan data pribadi atau pengalihan secara gratis pada pihak ketiga semakin besar.
Tidak hanya sampai disitu, pada 2019 lalu Facebook mengungkapkan bahwa 420 juta data pribadi penggunanya telah bocor. Jika ditelusuri lagi, hampir semua perusahaan layanan internet besar pernah mengalami pelanggaran dalam sistem keamanan. Ini mengakibatkan tereksposnya data pribadi para pengguna. Seperti yang Anda ketahui, kebocoran data menjadi makanan bagi para peretas.
Hal teraman untuk melindungi diri dari bahaya media sosial adalah menghindari media sosial. Ini sulit untuk dilakukan di abad ke-21 ini, namun Anda dapat mempermudahnya dengan mengurangi waktu untuk beraktivitas di media sosial. Mengurangi penggunaan media sosial menjadi 30 menit dalam sehari dapat menghasilkan penurunan yang signifikan pada tingkat kecemasan, depresi, kesepian, dan masalah tidur.
Ini adalah cara yang tak kalah penting untuk melindungi diri Anda dari bahaya media sosial. Mengurangi volume informasi yang Anda bagikan ke jejaring sosial dapat menyelamatkan Anda di kemudian hari. Data seperti geolokasi, informasi bank, citra pribadi, dan percakapan pribadi sebaiknya Anda simpan untuk diri sendiri dan tidak dibagikan ke media sosial.
Kata sandi yang sederhana akan sangat mudah untuk ditebak dan diretas. Anda harus dapat memastikan bahwa hanya Anda yang dapat membuka akun media sosial melalui kata sandi yang kuat dan sulit untuk ditebak. Kemudian, ubah kata sandi Anda secara berkala untuk memastikan apabila terjadi pelanggaran, hanya Anda yang memiliki akses untuk masuk ke akun. Ada beberapa aplikasi yang dapat membantu Anda mengatur kata sandi untuk akun media sosial.
Di era ini, penting untuk menggunakan antivirus profesional demi menjamin keamanan perangkat Anda. Selain itu, selalu perbarui perangkat lunak keamanan tersebut agar dapat menanggapi ancaman dunia maya yang terus berkembang macamnya. Anda juga dapat menggunakan VPN untuk menambah lapisan keamanan jaringan. Tak hanya menambah lapisan kemanan, VPN juga mampu membuka batasan akses pada situs web. Seperti yang Anda ketahui, beberapa negara dunia membatasi akses ke situs-situs tertentu seperti media sosial Facebook dan Spotify. VPN dapat membuka blokir Spotify dan situs lainnya dengan memanfaatkan server khusus.
Enkripsi VPN memberikan tingkat keamanan yang ekstra saat mengirim dan menerima data di media sosial. Meski tidak ada kebocoran pada platform, namun data Anda mungkin akan terekspos jika Anda mengirimkannya melalui jaringan yang tidak aman. Menggunakan VPN akan menjaga data Anda tetap aman meski Anda sedang terhubung melalui jaringan terbuka atau publik.